Saat check in, pengelola hotel sebenarnya menyampaikan, kalau mau nasi padang, ada di warung sebelah mbak, kalau mau nasi goreng tinggal bilang saja ke Pak Satpam, nanti dibelikan. Tapi karena kelelahan berdiri all day di busway, saya memilih cukup dengan makan sore di Gambir dan pengen tidur, karena Sabtu akan menempuh perjalanan 16 jam.
Waktu menginap, hotel Maven ini baru selesai dibangun. Bau triplek baru pembatas ruangan masih terasa. Yaa untuk harga 150 ribu lumayan, tempat tidur, AC, TV, kamar mandi juga bersih. Suara dari kamar sebelah kadang-kadang terdengar. Hmm saya tidak mau pusing memikirkan suara apa saja yang saya dengar. Oh ya ini penampakan kamarnya.
Meski pagi mendung, dan sore gerimis, malamnya Jakarta diguyur hujan yang amat sangat deras. Kamar ada di Lantai 1, daaaan daerah Gunung Sahari termasuk daerah yang rawan banjir. Jadi rencana istirahat agak terganggu, saya malah terjaga, dan kadang memeriksa keluar, karena jelas sekali penjaga hotel menyatakan air mulai naik. Setiap lima belas menit sekali, Satpam menyapu air dari teras hotel hehehe, usaha yang agak sia-sia karena air di jalanan memang sudah penuh.
Sampai jam 7 pagi kondisi depan hotel masih seperti berikut.
Saya mencoba sabar menunggu, akhirnya..jam 8 lewat jalan sudah bisa dilewati. Ada beberapa daftar yang harus saya lakukan hari itu dengan catatan jam 3 sore, saya sudah harus berangkat ke Soetta.
1. Mengambil paket yang bolak-balik Jakarta-Lampung-Jakarta ke Pool Damri di Gambir
Selesai dalam waktu 45 menit, karena Gunung Sahari memang dekat Gambir.
2. Kembali ke Mangga Dua buat beli jaket
Sebelumnya, saya sudah memastikan toko Johan dan toko Farina buka hari itu. Jadi dari Gambir, saya kembali menempuh perjalanan dengan busway ke Mangga Dua. Satu hal fatal yang saya lupa. Ke Mangga Dua itu jalur busway terakhir berhenti di halte Kota, dan antara halte busway menyeberang ke tempat angkotnya, harus melalui jalan bawah. Hujan deras yang mengguyur semalaman, menyebabkan seluruh terowongan bawah tanah itu digenangi air, lumayan, sampai betis mendekati lutut.
Dan ini juga yang menyebabkan saya membawa baju basah ke Belanda hehehe. Akhirnya sampai juga saya di Toko Johan. Dan akhirnya beli jaket seharga 350 ribu. Saya memilih jaket yang bagian dalamnya bisa dilepas, sehingga saya jika musim dingin usai, jaket bisa lebih tipis, dan bisa juga dipakai kalau pulang ke Indonesia. Berhasil menemukan jaket yang dicari, saya sempat kesasar di pertokoan seberang Mangga Dua. Pertama karena deretan toko elektronik begitu menarik (beli power bank, murah meriah), juga karena saya kesulitan mencari pintu keluar.
3. Menukarkan Rupiah ke Euro
Dari Mangga Dua, karena tidak memungkinkan balik melewati stasiun kota yang terendam air, saya memilih baik Bajaj menuju tempat penukaran uang. Selain itu yang berani lewat cuma bajaj, saat itu banjir baru surut dan di beberapa ruas masih terendam sampai 50 cm. Sebelumnya, diskusi dengan Aji via whatsapp, Aji memberi alternatif tempat penukaran. Saya memilih yang paling dekat, PT Ayu Masagung di Jalan Kwitang, lokasinya di Lantai 2 Toko Buku Gunung Agung. Saya tidak memperhatikan rate dan membandingkan dengan yang lain, tapi kata beberapa review ratenya bagus. Target saya adalah sebelum jam 2 saya sudah harus sampai Hotel Maven lagi.
4. Packing
Sampai hotel, saya masih sempat beli nasi padang, makan siang, packing dan siap-siap. Jam 3.30, taksi yang dipesankan petugas hotel sampai. Jam 4, saya sudah meluncur ke Soetta.
0 comments