Dari Munster perjalanan lumayan panjang. Dan karena kami pergi pagi buta, ditambah sarapan pagi di Munster, sebagian sudah mulai mengantuk. Sampai di Cologne sekitar jam 11 siang. Meski cuaca berawan, tidak menyurutkan semangat kami untuk jalan-jalan. Keluar dari stasiun kereta Cologne yang megah, langsung terlihat Cologne Cathedral yang terkenal.
Untuk mengambil gambar pun perlu perjuangan. Anginnya lumayan kencang, menekan tombol capture kamera tidak bisa dengan menggunakan sarung tangan tebal. Walhasil, setiap mau mengambil foto, harus rela kedinginan dan kemudian segera memakai sarung tangan lagi setelah klik.
Dilihat dari berbagai sisi pun, katedral yang selalu dalam renovasi pun tetap terlihat cantik. Karena masing-masing punya tujuan berbeda, kami memecah formasi dan hanya berjanji untuk bertemu lagi, sekitar jam 1 siang. Beberapa ingin masuk ke gereja, ada juga yang ingin belanja dan lain-lain. Saat makan siang, kami makan di salah satu restaurant Turki yang menjual makanan halal. Setelah itu menyempatkan untuk berfoto di patung berkuda di daerah old town kota Cologne. The, here is the result from my capture.
Setelah membeli satu dua barang untuk kenang-kenangan, kami kembali ke train station dan menuju kota berikutnya, Dortmund. Sayangnya, waktu itu, Pak Akmal yang sedang studi di Dortmund sedang keluar kota, nggak jadi deh ketemu dengan beliau. Di Dortmund, kami juga sekedar jalan-jalan di Centrumnya saja, beberapa sibuk belanja dan memeriksa harga gadget. Saya yang tidak terlalu suka wisata belanja, memilih jalan kaki sendirian dan mengabadikan beberapa ratus meter dari perjalanan saya dengan kamera.
Kami luput untuk mengunjungi stadion sepak bola Dortmund yang terkenal. Karena terbatasnya waktu dan memang kelelahan, diluar sudah mulai gelap saat kami menuju Enschede untuk pulang. Suasana di kereta saat itu ramai, sepertinya ada pertandingan sepak bola. Para penumpang, rata-rata laki-laki, memasuki kereta dengan membawa keranjang bir dan sibuk dengan kelompok masing-masing, Beberapa sepertinya sudah mulai setengah mabuk. Sepanjang perjalanan ke German, tidak ada satupun pemeriksaan identitas. Namun memasuki perbatasan Belanda, sejumlah polisi naik ke kereta, dan kebetulan penumpangnya juga hanya kami dan 2 orang lain di gerbong belakang. Cukup lama pemeriksaannya. Bahkan paspor dan visa Salim yang bermasalah menjadi bahan cerita sampai berminggu-minggu kemudian. But so far, it was nice trip, we released a lot of pressure from yesterday's exam. Couldn't waiting for the next trip ^_^V.
0 comments