Iya beneran
Sama cowok di foto ini ^_^
Suatu hari di tahun 2007, Oktober kayaknya..
Dia : Hmm foto ini bisa digedein nggak ya ?
Menyodorkan foto ukuran 3x4, lengkap dengan negatif filmnya
Aku : Oh bisa aja.. dibuat seberapa?
Dia : 10 R , ntar dibingkai
Aku : Ooo bisa-bisa
Dia : Sekalian sama yang ini ya?
Menyodorkan foto pacarnya..degh..aduh patah hati deh gue..
sampai sekarang foto mereka berdua di dompetku, belum ku scan atau cetak sama sekali
November 2007, telpon
Dia : sehat kan?
Aku : iya, sehat
Dia : masih sibuk
Aku : he eh, banyak banget kerjaannya, kapan berangkat?
Dia : Awal Desember...tanggal 7
Aku : iya deh.. ntar kesana
Masih ada waktu kayaknya, kerjaan ini bener-bener buat orang susah bernafas
6 Desember 2007, 16.00, telpon
Dia : lagi ngapain? masih sibuk?
Aku : lagi rapat, kok rame
Dia : iya udah banyak orang dateng
Aku : udah ya, ini lagi ada yang diurus, ntar pasti nyampe sana deh, mungkin agak malem
Dia : jangan malem-malem..
Aku cuma bisa mengiyakan, janjiku untuk pulang kerja maksimal jam 6 sore pun sering kulanggar sejak tahun 2005
6 Desember 2007, 19.00
Sudah sampai di rumahnya, ramai
Tante : wah..nyampai juga to, kirain ketemunya di Bandar Lampung
Dia cuma melihatku sekilas, karena ada tamu datang, trus pergi ke ruang tamu
Aku cuma nyengir dengan komentar tante, trus bersih-bersih, makan..
Kok ngantuk ya, beberapa hari ini pekerjaan mengalahkan beratnya nyangkul sawah sepetak
Halah..kayak pernah nyangkul saja, sawah aja ndak punya hehehe
Lamat-lamat, aku dengar kalimatnya saat ngobrol dengan tamu yang datang
Dia : aku nggak nyari mati kesana, tapi kalau memang benar ya Alhamdulillah..
Aku terus tidur sepertinya, terbangun karena ada telpon, terus tidur lagi
6 Desember 2007, 22.00
Dia : Siapa yang telpon tadi
Aku : Ibunya Citra
Dia : kenapa ?
Aku : nanya kalau nyampe Indonesia jam berapa
Dia : memang udah pulang dari australi?
Aku : katanya sih berangkat hari ini dari aussienya. tamunya udah pulang semua?
Dia : udah..
Melihatnya menggantung baju, dan mengatur nafas, trus berbaring di sebelahku
Aku : Capek ?
Dia : lumayan..
Terus..sama-sama tidur
7 Desember 2007, 07.00
Aku melihatnya, sibuk di mejanya, seperti yang biasa dilakukan sebelum bepergian kemana-mana, mengecek segala sesuatu, administrasi dan lain-lain
Aku : berapa yang mesti dibayar buat semester Dani, cuma spp aja?
Sambil sedang berpikir, berapa gaji yang mesti kusaving kalau waktunya tiba
Dia : iya..
14 Desember 2007, 20.00, at Kevin's house
Sama cowok di foto ini ^_^
Suatu hari di tahun 2007, Oktober kayaknya..
Dia : Hmm foto ini bisa digedein nggak ya ?
Menyodorkan foto ukuran 3x4, lengkap dengan negatif filmnya
Aku : Oh bisa aja.. dibuat seberapa?
Dia : 10 R , ntar dibingkai
Aku : Ooo bisa-bisa
Dia : Sekalian sama yang ini ya?
Menyodorkan foto pacarnya..degh..aduh patah hati deh gue..
sampai sekarang foto mereka berdua di dompetku, belum ku scan atau cetak sama sekali
November 2007, telpon
Dia : sehat kan?
Aku : iya, sehat
Dia : masih sibuk
Aku : he eh, banyak banget kerjaannya, kapan berangkat?
Dia : Awal Desember...tanggal 7
Aku : iya deh.. ntar kesana
Masih ada waktu kayaknya, kerjaan ini bener-bener buat orang susah bernafas
6 Desember 2007, 16.00, telpon
Dia : lagi ngapain? masih sibuk?
Aku : lagi rapat, kok rame
Dia : iya udah banyak orang dateng
Aku : udah ya, ini lagi ada yang diurus, ntar pasti nyampe sana deh, mungkin agak malem
Dia : jangan malem-malem..
Aku cuma bisa mengiyakan, janjiku untuk pulang kerja maksimal jam 6 sore pun sering kulanggar sejak tahun 2005
6 Desember 2007, 19.00
Sudah sampai di rumahnya, ramai
Tante : wah..nyampai juga to, kirain ketemunya di Bandar Lampung
Dia cuma melihatku sekilas, karena ada tamu datang, trus pergi ke ruang tamu
Aku cuma nyengir dengan komentar tante, trus bersih-bersih, makan..
Kok ngantuk ya, beberapa hari ini pekerjaan mengalahkan beratnya nyangkul sawah sepetak
Halah..kayak pernah nyangkul saja, sawah aja ndak punya hehehe
Lamat-lamat, aku dengar kalimatnya saat ngobrol dengan tamu yang datang
Dia : aku nggak nyari mati kesana, tapi kalau memang benar ya Alhamdulillah..
Aku terus tidur sepertinya, terbangun karena ada telpon, terus tidur lagi
6 Desember 2007, 22.00
Dia : Siapa yang telpon tadi
Aku : Ibunya Citra
Dia : kenapa ?
Aku : nanya kalau nyampe Indonesia jam berapa
Dia : memang udah pulang dari australi?
Aku : katanya sih berangkat hari ini dari aussienya. tamunya udah pulang semua?
Dia : udah..
Melihatnya menggantung baju, dan mengatur nafas, trus berbaring di sebelahku
Aku : Capek ?
Dia : lumayan..
Terus..sama-sama tidur
7 Desember 2007, 07.00
Aku melihatnya, sibuk di mejanya, seperti yang biasa dilakukan sebelum bepergian kemana-mana, mengecek segala sesuatu, administrasi dan lain-lain
Aku : berapa yang mesti dibayar buat semester Dani, cuma spp aja?
Sambil sedang berpikir, berapa gaji yang mesti kusaving kalau waktunya tiba
Dia : iya..
Setelah itu aku bergabung dengan yang lain, menunggu di depan rumah.Aku sempat mencium tangannya sebelum masuk mobil. Setelah itu semua siap berangkat, aku tidak berbicara dengannya lagi, bahkan sampai di masjid kecamatan, tempat pelepasan ibadah haji, perjalanan ke Sukadana pun tidak semobil, sampai di Sukadana, rombongannya sudah sampai terlebih dahulu, sempat berpapasan sebelum dia shalat jum'at di Masjid dekat gedung di ibukota kabupaten Lamtim. Selesai shalat jum'at dia langsung bergabung dengan jama'ah haji lain, pengantar semua menunggu di luar. Kemudian selesai acara, mereka langsung masuk bis yang akan berangkat ke asrama haji Bandar Lampung. Aku melihatnya sekilas saat berjalan menuju bis, dan di kaca jendela bis, sambil berdiri dibawah tiang lampu taman gedung. Saat itu ribuan orang tumpah, sesak dan padat.
7 Desember 2007, 19.00, sms
Aku : udah nyampe asrama haji?
Dia : udah, jam 5 tadi, udah nyampe Bandar Lampung?
Aku : udah, sore juga
8 Desember, sms
Aku : udah nyampe jakarta pah?
Dia : udah di asrama haji
10 Desember, sms
Aku : udah berangkat ?
Dia : ini lagi nunggu di bandara, nanti malem berangkatnya
Dia : isi in pulsa ya
Aku : ya, ntar ku transfer pulsa
12 Desember, sms
Aku : wah, nyampe smsnya, lagi ngapain
Dia : lagi ngerokin
Aku : jauh-jauh kok cuma mau kerok-an
Dia : mahal gak smsnya?
Aku : ndak ah, cuma 500 an kayaknya
Dia : ini lagi bingung cara ngisi pulsanya, tapi masih bisa balas sms, kirimpulsa lagi ya
Aku cuma senyum, untuknya telpon memang membingungkan, perlu waktu memaksanya membeli hape dan belajar caranya sms dan menelpon.
13 Desember, 22.00 sms dan telpon
Aku : Lagi ngapain, sehat?
Dia : sehat, hari ini habis jalan-jalan, lagi ngapain?
Aku : lagi bingung soal kerjaan
Dia : bingung kenapa?
Aku kemudian menelpon, sempat ngobrol dan cerita soal kerjaan, kemudian terputus. Aku cek pulsa, pulsaku masih, Agghh bodohnya aku..international roaming, pasti pulsanya habis. Mau keluar buat beli pulsa juga kemana, udah lewat jam 10 malem.
Jam dua malem kayaknya, agak lupa karena baca smsnya sambil tidur, ada sms dr nomor tidak dikenal masuk
xxx : Kalau mau nelpon pake nomor ini aja ya smsnya, tadi beli nomor baru. Soal kerjaan, yang penting sesuatu yang baik dan tidak memberatkan.Tadi keputus, habis pulsanya.
Aku : iya, international roaming, pulsaku harga normal, tapi yang terima bayar juga. Soal kerjaan gak usah khawatir, yang penting sehat aja disana
Terus tidur, terus terang karena hari itu physically dan emotionally amat sangat melelahkan.
That was..our last conversation..
14 Desember 2007, 20.00, at Kevin's house
Tante telpon, aku memaksanya bicara, karena merasa hari itu seluruh hariku ganjil, ada yang hilang,aneh, tapi aku gak tahu apa..
Tante : Jangan kaget ya, beneran ini gak papa, tadi dapet telpon dari Dokter Aris, dikabarkan bahwa Pak Ali meninggal hari ini di Mekkah jam empat tadi..
Ada jeda saat aku kemudian mengucapkan terimakasih atas informasinya dan meyakinkan aku tidak apa-apa, dan terdiam sebentar. Aku berkata datar, pada orang pertama yang bertemu pandang denganku (dia agak kesal karena sejak beberapa hari terakhir pekerjaanku gak beres)..
" ternyata benar, barusan tante telpon, papah meninggal.."
Tangisku pecah 2 menit kemudian..
Terjawab sudah rasa aneh seharian, kakakku menelpon sekitar jam 2 sore dan bingung kenapa Papah tidak membalas sms. Aku baru sadar, aku satu-satunya orang yang tahu nomer telpon barunya, bahkan dikemudian hari, aku baru tahu juga, ibuku juga tidak tahu nomor telpon barunya. Mamah memang belum pernah pakai telpon sampai saat itu, semua sms dan telpon kami selalu Papah yang jawab.
Hari itu, meski ibuku melarang, Papah keukeuh ingin shalat Jum'at di Masjidil Haram.
Rakaat kedua shalat Jum'at, ia jatuh (serangan jantung ketiga yang fatal dialami, dua kali sebelumnya dirawat di rumah sakit ). Kemudian badannya ditandu asykar keluar dari barisan jama'ah. Sejak itu, katanya, dia tidak sadar. Sempat dirawat di ICU rumah sakit setempat, sampai sekitar jam 16.00 dinyatakan meninggal. Mamah baru melihat jenazahnya, keesokan harinya, sempat mencari ke beberapa rumah sakit, karena tidak tahu Papah dirawat di rumah sakit mana. Dishalatkan bersama jenazah lain ba'da shalat maghrib di Masjidil Haram. Dimakamkan 15 Desember, ba'da Isya, di Ma'la (kalau tidak salah ingat, itu yang tertulis di surat kematian).
Dia selalu bilang, tidak akan merepotkan keluarganya jika meninggal, dua do'anya terjawab, meninggal di Mekkah dan pemakamannya diurus Pemerintah Saudi..
Kangen banget bisa ngobrol lagi..
Aku dan Dia sama-sama pendiam. Kalau ketemupun tidak terlalu banyak bercakap, tapi aku selalu merasa cukup 'berbicara' dengannya meski cuma bertemu dengannya. Dengannya, aku tidak pernah ragu untuk bisa bicara, dengan caraku tentunya. Aku bisa bilang berapapun kecilnya IPKku atau nilai ulangan fisika, tanpa takut dicemooh. Dia memang tak pernah mengumbar pujian, tapi dia tak pernah menjatuhkanku, sama sekali.
Hari ini empat tahun lalu, aku melihatnya terakhir kali..
Separuh jiwaku pergi...
Terus separuhnya lagi..
Kemudian seperempatnya lagi ..
Lho habis dong.. ^_^
Ha ha..cinta tidak bisa dihitung dengan matematika
Ada banyak hal, yang aku rasa, selama hidupnya, aku belum cukup membuatnya bangga, atau membahagiakannya. Permintaan sederhana untuk mencetak fotonya saja aku gak bisa. Foto itu, foto yang dipakai di buku nikah mereka. Oktober lalu, berpapasan dengan bus jama'ah haji Surabaya di perempatan Nginden, refleks, air mataku mengalir tanpa sebab..untung malem-malem..
Kehilangan, hanya akan disadari, saat memang ketiadaan itu kita temui... Bukan, bukan tidak ikhlas dengan ketentuanNya, tapi moment itu jadi awal perubahan caraku hidup dan memandang hidup. Bahkan disusul dengan 'kehilangan-kehilangan' lain pada tahun-tahun berikutnya.. Aku yakin, Allah punya rencana baik untuk semua yang terjadi, meski 'sejatuh' apapun rasanya tahun-tahun lalu, dan tahun-tahun mendatang.. hanya saja aku belum memahami sepenuhnya.. dan perlu terus belajar untuk memahamiNya..
Sampai hari ini, aku merasa jiwaku belum genap lagi.. someday.. InsyaAllah, jika Allah mengijinkan..
Kangen tingkat dewa..
Miss you so much..
Rumah Keputih, 7 Desember 2011
***Ditulis, karena takut, suatu hari aku amnesia hehehe dulu sms terakhirnya masih kusimpan terus, tapi ternyata hapeku hilang di Jakarta, dialog-dialog kami adalah harta karun buatku, jadi jika memoriku gak bagus suatu hari, ada dokumentasinya****
(Note : semua percakapan dilakukan dalam bahasa jawa (jawa ya bukan java :p ).
tak terhitung terimakasih untuk semua sahabat dan keluarga dekat yang menemani dan mendengarkan bahkan mendiamkan sikap tidak biasaku, memarahiku kalau aku sudah mulai gila hehe.
Tanpa kalian, aku tidak akan pernah bisa melaluinya.. kemarin, kini dan nanti
Alfatihah kagem om Ali
ReplyDelete