Dia : Jika kau menemukan nisan itu untuk apa?
Aku: ....
Akupun tidak tahu, untuk apa
Dia : Apa yang akan kau lakukan disana?
Aku: aku... akan menangis
Aku berucap lirih
Dia : Apa bedanya dengan sekarang, Bukankah kau masih menangis sampai hari ini? adakah perbedaannya menangis disini dan disana?
Aku melihat jauh kedalam matanya, tak percaya dengan pertanyaannya
Aku : aku..ingin mengatakan padanya, bahwa aku sangat peduli padanya, dalam hari-hari terakhirnya,aku sama sekali tidak peduli padanya, aku tidak memikirkannya, padahal dia alasan terbesar dalam hidupku.. aku ingin dia tahu, aku ingin disampingnya sampai saat-saat terakhirnya
Dia : itukah sebabnya, kau menghukum dirimu sendiri, kau mencoba menghapus memori terakhir hidupmu pada akhir hidupnya ? Membuang semua yang berwujud dan dihasilkan pada saat itu ?
Aku : iya....
Dia : Berhasilkah kau mengurangi rasa bersalahmu?
Aku : (menggigit bibir kelu)..tidak.. untuk kenanganku, aku bisa menyingkirkan semua yang berwujud yang mengingatkan aku pada masa itu, tapi..aku tidak bisa membuang ingatanku sendiri..
Dia : ...sebaiknya, bukan yang mati yang kau khawatirkan, tapi yang masih hidup yang kau pedulikan...
Indeed, Aku tak menyangkal semua kalimatnya benar. Melihat keruh diwajahnya, aku tahu dia kesal karena banyak sikap dan keputusanku yang mengganggunya dan mungkin merugikan hidupnya...aku hanya bisa memohon pengertiannya..lagi..
14 Desember 2011
Dialog ini hanya angan
mungkin hanya akan jadi mimpi
atau percakapan yang tak selesai
atau seperti biasanya berujung dengan tangis..
dan bisikku tetap sama hingga kini
untuk laki-laki tempatku menaruh seluruh percaya
maaf...
0 comments